sementara guruh bergendang padu
sedang kilat menyambar laju
ketika langitnya mulai mendung
dan awan biru kian kelabu sendu
dipaku dingin yang merinding tenang
mencicit tumit tak terpijak bumi
lecak dan lopak terpecik ke buku lali
biar lebat hujan mentangisi alam
biar basah dibasuh air semesta
tetap aku sambut dengan senyuman
tunduk dan lihat arus yang berselisihan
dongak dan pandang titisan yang tak berkesudahan
tinggi jauh namun tetap jatuh ke tapak tangan
magis graviti dan keajaiban Tuhan
pesonanya tiada tndingan.
Pluviophile here~
ReplyDeletesinggah membaca
ReplyDelete@Naja hihii i know that feel ^w^
ReplyDelete@Raydah silakan.. terima kasih baca :3
ReplyDeleteI'm coming here :)
ReplyDelete